It's Me


Di saat semburat cahaya mentari mulai menyapa bumi Cemani pada tanggal 27 Januari 1991, di saat itulah ada seorang ibu yang mengawali harinya dengan kepayahan di atas kepayahan. Sekitar pukul 07.00 WIB, ibu itu melahirkan anaknya yang keempat. Ternyata, tidak hanya indahnya kicau pipit pagi yang menemani hari kelahiran putranya itu. Pendarahan hebat sempat menghiasi proses munculnya manusia baru itu. Pingsan pun menghantui ibu tersebut. Sang bapak berputar berkeliling terlihat bingung mencari bantuan darah yang cocok. Dan alhamdulillah, darah pakde akhirnya bisa membatu ibu kembali siuman.
Zaman yang tak kenal berhenti untuk berputar menyajikan lukisan kehidupan yang selalu baru. Si jabang bayi, tumbuh menjadi balita yang suka memecahkan telur dagangan. Aksi spektakuler lainnya pun mewarnai atmosfer keluarga yang sejak hidupnya mbah buyut tinggal di Desa Cemani itu. Seiring bertumbuhnya usia, si jabang bayi pun semakin tumbuh juga mental dan fisiknya.
Si jabang bayi pun mulai menginjak usia SD. Saat dia duduk di kelas empat, dia menggemari meminyaki rambut dengan Brisk Hair Cream yang menjadi tren minyak rambut waktu itu. Sayangnya, minyak rambut merk ini tidak cocok untuknya. Minyak rambut itu berdampak pada rambutnya yang hitam menjadi putih. Anggap saja seperti tua prematur lah. Itu karena kecil-kecil tapi sudah beruban. Kenyataan itu terkadang membuat tingkah lakunya menjadi serba salah. Apalagi saat menapaki masa-masa SMP hingga SMA yang mulai muncul rasa ingin mencoba segalanya.
Kini, dia menginjak masa remaja. Di masa itulah dia menemukan kenyataan hidup yang sebenarnya. Di masa itu juga dia mengenal bahwa kehidupan seluruhnya adalah hasil keputusan yang dibuat sendiri oleh pembuatnya. Namun dia juga sadar bahwa keputusannya adalah masih di bawah keputusan Sang Maha Segalanya. Dia semakin yakin bahwa semua pilihan yang ada di dunia ini mengandung resiko. Dia hanya bergantung kepada Penguasa Semesta, semoga segalanya yang dia usahakan, dan hasil yang Dia tentukan, merupakan sebaik-baik keputusan. Semoga syukur dan sabar senantiasa menghiasi anak manusia yang hingga sekarang masih setia tinggal di tanah kelahirannya, meskipun dia sangat ingin seperti anak muda lainnya yang merantau ke luar kota atau bahkan negara.
Sampai saat ini pun, dia masih tinggal di Desa Cemani yang sekarang sebenarnya sudah tidak layak lagi disebut desa lantaran secara fisik hampir menjadi kota. Dia sekarang bekerja sebagai tata usaha di sebuah sekolah dasar. Di samping itu dia nyambi mendirikan toko offline dan online di blog yang sedang anda kunjungi ini. Pagi untuk jatah tata usaha sekolah dasar, sore dan malam untuk toko offline dan onlinenya. Itu semua dia lakukan karena dia memiliki satu impian, yakni ingin menunaikan haji bersama kedua orangtuanya. Dia juga ingin usaha yang dia lakukan kelak berguna bagi semesta. Dalam lubuk hatinya yang terdalam, dia bertekad ingin melakukan apapun agar Penguasa Jagad Raya bangga menciptakannya. Walaupun terasa sangat munafik dalam perealisasiannya.
Inilah seonggok sejarah hidup saya yang tidak banyak keistimewaan. Saya hanya ingin kita melangkah bersama menuju kehidupan yang lebih baik dari kemarin. Karena masing-masing kita menyimpan kelebihan dan kekurangan yang bila semua dipadukan, tanpa melibatkan ambisi diri (dalam hal negatif), niscaya...
Niscaya kita akan... (saya tidak akan melanjutkannya, karena saya yakin anda lebih tahu). 

No comments:

Post a Comment

We wish your suggestions, recommendations, news, constructionally critycs, sharing or your wonderful ideas !!! Fill here what you feel